Monday, October 29, 2012

Episod Hidup


Bismillahirrahmanirrahim…


Episod 1 : Antara Pilihan dan Pengorbanan


Hmmm, hidup ini sentiasa bertemu dengan dua persimpangan pilihan. Kadang, lebih dari dua pilihan. Mahu atau tidak, kita harus membuat pilihan.

                Bila memilih, pasti ada pilihan yang perlu dikorbankan. Namun, sesukar manapun pilihan yang kita buat, merasai dan memaknakan pengorbanan itu lebih perit. Pilihan yang terpaksa dikorbankan... hmmmm itu lebih memerlukan satu jiwa yang cukup besar. Dengan cara dan kehendak yang benar... pahit jadi Manis, Insya ALLAH. Moga Allah REDHA.



Hidup adalah pilihan di persimpangan,
bukan mudah membuat keputusan,
hanya berharap kepadaMu Tuhan,
antara pilihan ada pengorbanan,
pengorbanan menuntut keikhlasan,
keikhlasan membawa keredhaan.



Pesan untuk diri : al-itharu li qurbin makruhun" atau mengutamakan orang lain dalam ibadah adalah suatu yang dibenci. Insya ALLAH, berusaha untuk berlaku adil, meletakkan sesuatu pada tempatnya, jika tidak diri ini akan menzalimi orang lain dan … diri sendiri… minta dijauhkan ya ALLAH... Doa’in kitak ya J


Episod 2 : Cinta

SEBUAH MUSAFIR

Menelusuri sebuah perjalanan musafir juga adalah satu zikir. Banyak Allah tunjukkan jalan untuk terus mengingatiNya. Telinga masih asyik mendengar selingan tazkirah dari Ikim. Syukur. Allah mahu memberi inzar dan basyir kepadaku. Sedang saat itu berlalu, suatu sabda belahan jiwa berlalu lembut ke dalam telinga, menembusi halus ke dalam hati. Aku biasa sangat mendengar hadis ini. Sangat-sangat biasa. Entah sudah berates kali. Malah semenjak umurku 13 tahun telah lancar di bibirku. Tapi aku memang tertunduk malu, malu sendirian, mataku basah, hatiku berdebar. Sangat kencang debaran ini. Aku jadi refleksi sendiri sambil melemparkan pandangan ke luar jendela kereta. Tanganku genggam erat. Hatiku beristighfar. Allah…


قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ يُوْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى اَكُوْنَ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
Tidak (sempurna) iman salah seorang kamu sehingga aku lebih dicintai dari orang tuanya, anaknya dan semua manusia lainnya. (HR Bukhari dan Muslim)

Terus terngiang-ngiang hadis ini hingga saat ini. Cinta dan sayangku pada ibubapa melebihi rasa cintaku padamu… sungguh! Aku tertipu dalam sedar. Selama ini aku selalu berdoa agar Allah mencampakkan rasa Cinta dan Rindu kepadaNya dan Rasulullah melebihi dari dunia dan seisinya. Benar! Ada lagi rasa cinta kepada dunia ini. Aku perlu belajar memaknakan cinta ini agar tidak tersalah. Masih ada yang aku kurang sedar. Akan ku pegang perasaan ini dan aku kongsikan dengan kalian. Kerna juga cintaku kepada kalian.

Pernah aku terlalu rindu kepada mak dan abah hingga rindu itu sangat mencucuk! Memang terasa di hati! Betul terasa, bukan hanya kata-kata. Namun, adakah rasa rinduku untuk bertemu Allah dan Rasulnya melebihi rasa rindu aku kepada mak dan abah?

Aku jadi teringat kepada seorang ustaz. Dia pernah memberikan suatu tausyiah yang sangat menggetarkan jiwaku. Menggambarkan suatu perasaan rindunya kepada isterinya suatu masa dahulu. Ketika dia belajar di luar Negara. Katanya dia teramat rindu kepada isterinya. Lantas terus dia mengambil keputusan untuk kembali ke tanah air. Tanpa menghiraukan keadaan ketika itu. Yang penting dia pasti perlu bertemu dengan isterinya.  Menelefon sahaja tidak mampu menghilangkan rasa, ingin sekali dia merangkul belahan hatinya dalam dakapan nyata. Sepanjang perjalanan dia bagaikan kemaruk rindu. Perasaannya sangat membuak-buak. Perjalanan yang berjam-jam dirasakan berpuluh-puluh jam. Sepanjang di atas kapal terbang, bagaikan hilang arah. Mendaratnya kapal terbang di lapangan terbang, dia bingkas bangun dan meluru ke pintu kapal terbang tanpa menghiraukan penumpang lain. Almaklum, bukan mudah dan bukan sekejap menunggu masa pintu dibuka. Beberapa minit dirasakan beberapa jam. Setelah pintu dibuka, dia terus berlari-lari dan mencari-cari di manakah isterinya. Masakan melihat isterinya sudah hilang rasa rindu, didakapnya. Malah belum hilang rasa rindu, diajaknya berbual, makan bersama, semuanya diceritakan, namun belum hilang rasa itu. Terus beberapa hari berlalu dan dia perlu kembali belajar. Ah! Sekejap sahaja… belum puas.

Ustaz aku ini menundukkan wajahnya. Aku nampak kehibaannya.  Katanya itu rasa rindunya kepada seorang wanita yang dia cintai. Adakah rasa cinta kita kepada Rasulullah LEBIH DARI ITU? L Aku nampak kerinduannya dan aku rasa betapa dia merindui Rasulullah. Aku pula menyemak diriku. Tertunduk dalam perasaan malu sendiri.

AHABBU
Istilah  أَحَبُّ  iaitu (lebih mencintai) di dalam hadis yang aku dengar tadi sebenarnya mengisyaratkan bahwa cinta kepada Rasulullah  yang dimaksud bukanlah sekadar cinta tetapi mestilah cinta yang mengatasi atau melebihi daripada cintanya kepada yang lain. Jika cintanya tidak sampai ke tahap itu bererti imannya belum sempurna. Hatiku tersentuh bilamana di dalam hadis disebut khusus tentang ibubapa dan anak-anak, kerana kedua jenis manusia inilah yang paling dikasihi oleh seseorang. Bahkan terkadang-kadang kedua-duanya lebih dikasihi dari dirinya sendiri.

Benar! Betapa seorang mukmin dituntut mengasihi baginda Rasulullah hatta terhadap dirinya sendiri. Ini sebagaimana teguran Rasulullah terhadap Umar Al-Khattab yang berkata:

Ya Rasulullah,sesungguhnya tuan adalah orang yang paling saya kasihi mengatasi segala-galanya kecuali terhadap diri saya sendiri.

Mendengar kata-kata itu, lalu baginda pun bersabda:

Tidak, demi diriku di tanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri

Lalu Umar menjawab: Sesungguhnya sekarang, demi Allah, tuan adalah orang yang paling saya kasihi walaupun terhadap diri saya sendiri.

Dan mendengar kenyataan itu bagindapun bersabda: Sekarang barulah sempurna imanmu hai Umar.
(Hadis Riwayat Bukhari)


Sungguh, makin aku terasa bila membaca Sabda Rasulullah :

Orang yang paling aku cintai di kalangan umatku ialah orang-orang sesudahku yang sangat ingin melihat aku (walaupun dengan mengorbankan) keluarganya dan hartanya. [HR Muslim]



REFLEKSI

Lembutnya teguran Allah buatku, hatiku terketar, menanam azam untuk terus belajar dan berdoa.  Allah bersama orang yang terus berusaha memaknakan episod cinta, menyusun mengikut kronologi hubb. Ahabba? Allah wa Rasuluhu.


Ada lagi episod yang ingin aku coretkan, namun aku tangguhkan dahulu. Koreksi diri.



Hati berkata, aku hanya mampu menyampaikan salam melalui orang lain untuk disampaikan ketika menziarahimu di raudhah. Moga Allah memilih aku untuk ke sana sebelum aku meninggalkan dunia yang fana' agar aku bisa melempiaskan rasa rindu ini. Amin. Sollu 'ala al-Nabiyy.



M302,
29 Oktober 2012,
11.11 p.m

Wednesday, October 17, 2012

keranaNya


Bismillahirrahmanirrahim


Aku bersyukur kepada Allah dipertemukan dengan kalian!


.     .     .     .      .     .     .     .       .     .     .     .




"Alangkah sulitnya mencari teman sejati," kata seorang teman.



"Tak ku temukan walau telah ku jelajahi bumi, negeri demi negeri."



Aku tersenyum menepuknya...



"Mungkin itu sebab yang kau cari adalah sahabat untuk memberi, adapun sahabat untuk diberi bertebaran di seluruh penjuru bumi.





saudara seiman itu adalah dirimu,
hanya saja dia itu orang lain
sebab kalian saling percaya
maka kalian adalah satu jiwa
hanya kini sedang hinggap di jasad yang berbeda
-al-kindi-


sebab fikiran ini punya jalan sebabnya masing-masing,
maka terkadang kita sama,
terkadang kita berbeza,
namun;
syukurlah dalamnya tetap sama
kita punya ruh-ruh yang diakrabkan iman!





Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tujuh orang yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya: Seorang pemimpin yang adil, Seorang pemuda yang menghabiskan masa mudanya dengan beribadah kepada Allah, Seorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid, Dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, Lelaki yang diajak seorang wanita yang cantik dan terpandang untuk berzina lantas ia berkata: "Sesungguhnya aku takut kepada Allah", Seorang yang menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, Seorang yang berzikir kepada Allah seorang diri hingga menitis air matanya." (Hadis riwayat Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Majah)




#suatu saat nanti mungkin saat yang kita benci sekarang akan menjadi satu saat yang akan dirindui J
#Ya Allah, sedihnya dengan sebuah perpisahan ini L


M302,
17 Oktober 2012


Tuesday, October 16, 2012

menyelak lembaran itu


Bismillahirrahmanirrahim.


sebab fikiran ini punya jalan sebabnya masing-masing,
maka terkadang kita sama,
terkadang kita berbeza,
namun;
syukurlah dalamnya tetap sama
kita punya ruh-ruh yang diakrabkan iman!


Aku berfikir sejenak.


Alangkah untungnya menjadi sesuatu yang dalam diam sepi berkarya, bertahan dalam kesempitan keadaan, tetapi bila tiba waktu, ia terbang bebas, menebar kebaikan, melantunkan kebaikan pada dunia.


Aku ingin. (Tersenyum sambil berfikir)



Lembaran itu aku selak satu persatu. (Berfikir lagi).



Dalam dewan itu, aku menyelak lembaran yang satu ini. Sambil memanggil nama seorang sahabatku. Aku menunjukkan lembaran dari buku “Dalam Dekapan Ukhuwah.”



“…..lihat ni, betulkan? Sangat bersetuju dengan sajak karya Salim A. Fillah ini. Hmmmm betullah, kadangkala, ukhuwah tidak perlu dirisaukan kerana ia hanyalah akibat iman. Sangat mendalam kata-kata ini.”



Benar sekali! kadangkala, ukhuwah tidak perlu dirisaukan kerana ia hanyalah akibat iman. Kerana saat ikatan ukhuwah itu melemah dan merapuh, ketahuilah yang sedang sakit itu adalah iman. Hasilnya, terzahir pada hubungan yang di bina. Renungilah FirmanNya, “Sungguh tiap MUKMIN bersaudara”. Makin direnungi makin aku tahu, persaudaraan itu tidak perlu dirisaukan. Saat memandang sudah merasa sakit, saat kebaikan yang dihulurkan pun terasa perit, perlu difikirkan, pada saat itu, yang carik itu bukan ukhuwah tetapi iman-iman salah seorang dari keduanya yang compang-camping. Bukan, mungkin kedua-duanya sekali.

Hati makin takut, bila firmanNya dibaca lagi, Allah memberi inzar untuk kita fikirkan, mengapa “para kekasih pada hari tiu, sebahagian menjadi musuh sebahagian yang lain…kecuali orang-orang yang bertaqwa.”



Ada sesuatu yang Allah mahu kita sentiasa fikir. Ukhuwah ini bukan main-main. Membinanya sangat mudah, menjaga dan mempertahankannya pula bukan mudah.



Kecuali orang-orang bertaqwa? Hmmm orang yang bertaqwa, ada satu perkara yang pasti tentangnya. Bezanya mereka berukhuwah atas dasar akidah yang sama. Nilaian iman yang tinggi dizahirkan dengan satu demi satu perbuatan yang menggetarkan jiwa. Satu demi satu pengorbanan yang tinggi kehebatannya. Lihat! Hebat bukan ukhuwah kaum muhajirin dan ansar? Ini bukan calang-calang ukhuwah! Nak lihat lagi hebat? Pandanglah ukhuwah Saidina Abu Bakar dan belahan jiwa kita, Rasulullah S.A.W.


Allahu Akbar! Sollu ‘ala al-Nabiyy!!



Jadi, kena berfikir kembali, apa sebab kita berkawan. Luruskan balik hati kita. Hati bengkok, maka natijah dalam ukhuwah juga bengkok.



Belajar berfikir dengan cara berfikir seorang ‘ibadullah.

Teringat tulisan Ustaz Pahrol, bila buat sesuatu, cuba luruskan hati, bukan mengharapkan kebaikan diri dihargai, diberi perhatian tak berbelah bahagi. Sekiranya, bila kita buat sesuatu dengan mengharapkan sesuatu daripada orang lain, dan bila kita tidak mendapatkan perkara itu, kita akan kecewa dan kecewa. Kalau kita asyik harap sesuatu dari persahabatan juga, kita akan cepat tak puas hati. Jika kita lakukan kerana Allah, Allah tidak pernah kecewakan kita. Benar tak?



Berkawan, bersahabat untuk memberi dan berbakti kerana Ilahi.
Bukan mahu dilayani dan juga dibalasi.
Berkawan demi kepentingan diri?
Orang seperti ini hanya akan rugi dan akan rugi.


Jadinya, luruskan hati, cuba sehabis budi.



Allahu Rabbi, setiap lembar yang ku tulis selama ini, menunggu untuk diukirkan dalam diri melalui amal soleh di tiap bilangan hari.



P/s: Aku cuba ikhlaskan kerana Allah. Insya-Allah. Ya Allah, jadikan Anis, seorang insan yang sentiasa meluruskan hatinya ikhlas keranaMu ya ALLAH. Amin.




“Ya ALLAH, jadikanlah aku, hamba-Mu yang senantiasa merindukan pertemuan dengan-Mu, yang selalu mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadap-Mu, YANG DALAM JIWANYA ADA ENGKAU, dalam tempat tertinggi, yang dalam aliran darahnya mengalir asma-MU yang suci, yang dalam kedua tangannya senantiasa menadah doa-doa yang mulia, lapangkanlah kuburku kelak, terangilah di dalamnya, jadikanlah kuburku taman syurgaMu yang indah ya Rabb….”

M302,
16 Oktober 2012,
5.11 p.m


Sunday, October 7, 2012

si kecil


Bismillahirrahmanirrahim.


Sejuta warna pelangi,
Allah hadiahkan untuk diri,
penghias hati,
bukan untuk diratapi,
tapi untuk disyukuri.

Masyiah Allah...
Dulu jalannya sukar,
Bila kekuatan itu Allah hadiahkan,
tertunduk akur;
penuh syukur.
Tidak pernah ku sangka,
semudah ini laluanNya.

Benar, berusaha sebaik tadbir, berharap sebaik taqdir.
Terima Kasih ya Rabbi,
Syukur.
Mekasih Mak dan Abah
II 071012 II



Waktu yang penuh barakah. Diri memulakan langkah. Untuk-Mu Tuhan, ucapan terima kasih ku aturkan atas semua nikmat yang senantiasa tercurah kepadaku hingga saat ini. Nikmat-Nya yang tidak akan ku hitung sampai bila pun, jua atas setiap titisan limpahan rahmatnya, semoga tulisan yang sederhana ini bisa sampai kepada insan yang dipilihnya.


Anis mulakan tinta dengan secebis luahan hati. Actually tiada kaitan dengan tajuk pun. ‘Ala kulli hal, syukur!



Yok! Belajar dengan lebah!

Kalau sebelum ni, Anis pernah bercerita tentang angsa, hasil perkongsian daripada seorang kakak yang cukup Anis hormati, kali ini Anis nak kita sama-sama belajar daripada seekor haiwan bernama lebah.


Bagi Anis, lebah seekor haiwan yang cukup unik. Sebab tu, antara banyak-banyak haiwan, lebah adalah antara haiwan yang paling Anis suka untuk dilakarkan dalam apa-apa karya yang Anis lukis. Uniknya lebah ini, kerana Allah S.W.T telah menyebutnya di dalam kalamulallah. Bila Allah dah sebut dalam kitabNya, pasti Allah mahu hambanya meneliti dan berfikir tentang sesuatu tu. Allah mahu kita cuba untuk memikirkan bagaimana untuk menggunakan perumpamaan-perumpamaan yang Allah bagi dalam AQ.


dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al-quran ini tiap-tiap macam perumpaan, tapi kebanyakkanya manusia tidak menyukai kecuali mengingkari - 17:89


Firman Allah S.W.T yang bermaksud :
dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah " Buatlah sarang dibukit-bukit, di pohon kayu dan tempat dibikin manusia. (16:68)


Perkongsian daripada seorang sahabat jua, Anis rasa tak rugi untuk dikongsikan. Kisah lebah ini sangat menakjubkan, mengajar kita bagaimana untuk mengfungsikan diri semaksimum mungkin!


SubhanaAllah! Sesungguhnya setiap ciptaan Allah itu andai kita fikir, semuanya terkait untuk diri kita dan kehidupan kita sendiri.


Nak Belajar pe je?

Makanan lebah adalah sari bunga
Dari dulu hingga sekarang, lebah selalu memakan sari bunga yang manis. Tak pernah keliru satu kali pun lebah memakan hampas soya atau selain dari itu, walau saat itu tak ada makanan satu pun ditemui. Hal ini memberikan kita inspirasi untuk selalu memakan makanan yang baik dan jelas kehalalannya. Baik dari sudut makanan itu sendiri atau cara mendapatkannya. Pastikan bahawa apa yang kita makan adalah makanan yang halal dan berkhasiat.


Ke mana pun lebah hinggap, tak ada ranting yang patah
Lebah adalah haiwan yang memiliki peribadi yang tidak merosakkan sesuatu. Lebah ketika hinggap pada setangkai bunga dia tidak akan merosak bunga tersebut atau mematahkan tangkainya. Tubuh lebah yang kecil, membuat ia selesa terbang dan hinggap di mana pun tanpa merosakkan tempat ia berhenti. Sekecil apa pun sebuah ranting pokok, tak ada yang patah dihinggapi seekor lebah. Lebah tak pernah dapat masalah dan menjadi masalah di mana pun ia hinggap. Oleh itu, ini memberikan kita ibrah untuk belajar menyesuaikan diri dengan baik di mana pun kita berada. Di mana pun kita tinggal, kita harus dapat menyesuaikan diri dengan persekitaran masyarakat yang ada. Seboleh mungkin kita menebar manfaat di mana pun kita berada.



Tiada yang dihasilkan lebah kecuali madu
Madu lebah sangat manis dan mengandung manfaat yang sangat banyak untuk kesihatan dan perubatan. Lebah sendiri tidak pernah tersilap menghasilkan produk lain selain kacawali madu. Kerana kelebihan lebah yang dapat menghasilkan madu inilah, hingga Allah S.W.T mengabadikannya dalam kitab suci. Allahu Akbar! Maha Suci Allah yang mengajarkan kita untuk tidak menghasilkan sesuatu dalam hidup ini kecuali yang berharga dan penuh manfaat bagi orang ramai.



Hidup dalam berpasukan
Inilah sifat yang paling menarik dalam kehidupan sang lebah. mereka ini sangat berpasukan dalam mengerjakan sesuatu perkara, nak cari makanan bersatu,nak bina sarang bersatu, nak serang orang pun bersatu. Mengajar kita betapa pentingnya konsep berjemaah dalam kehidupan.



Kerja yang sistematik
Uniknya lagi leboh ni, apa jua kerja yang dilakukan akan dibahagi-bahagikan tugasan. Diketuai oleh Sang Permaisuri. Dalam kehidupan mereka ada yang pergi mencari makanan dan ada yang menjaga sarang. Begitu juga kita dalam kehidupan. Andai kita mampu untuk sistematik dalam gerak kerja,kerja yang banyak boleh disiapkan dengan segera. Kerana itu, Islam mengajar kita untuk berukhuwah, kena bersatu hati untuk menjalankan sistem hidup yang sejahtera dalam sesebuah organisasi itu sendiri. Bila dah capai tahap ukhuwah yang tinggi, kita sendiri faham tugas masing-masing. Matlamat dapat dicapai dengan mudah.

(ce cari cik lebah....)

Kecil tetapi percaya diri!
Walaupun lebah hanyalah seekor haiwan kecil tapi dia sangat percaya diri bahwa dia boleh membangunkan sarang dengan cara bekerja sama dengan saudara-saudaranya yang lain. Allahu Akbar! Aku sendiri bagaimana? -_-“ malu2

(Comellah kamu ni cik lebah!)


Papepun moga-moga kita  dapat belajar keperibadian dari haiwan bernama lebah tersebut, sehingga hidup kita menjadi lebih bermakna. Semakin hidup kita bermanfaat bagi sesama, semakin terasa indah hidup ini.

Manusia yang paling baik adalah yang bisa memberi manfaat bagi manusia lainnya.” –HR al-Thabrani.

Moga kita bisa menjadi khairunnas, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah S.A.W. Insya ALLAH!
Jom! Belajar lagi.



Mengabadikan lebah hitam kesukaanku di Sk Tempoyang



M302,
Ahad
7 Oktober 2012,
3.37 p.m.

Friday, October 5, 2012

Aib



Bismillahirrahmanirrahim.


“Para ulama’ telah menafsirkan maksud Al Haya’ (Malu) dengan memberi maksud ‘KeENGGANan jiwa2 untuk melakukan benda2 yang mendatangkan AIB’. Lawan kepada Al Haya’ ialah Al Wiqahah.


Beruntunglah kita kerana Allah itu bersifat Al Satir iaitu Yang Maha Melindungi. Berapa juta aib yang telah kita lakukan apabila berSENDIRIAN, namun tetap di lindung oleh kasih sayangNya.”


Duk!  Ada sesuatu ‘jatuh’ mengena di kepala ini.



Hadis ke 20 daripada 40 hadis Imam Nawawi di terang dengan baik oleh ustaz Rusydi. Stupor 5 minit. Terfikir 10 minit lepas tu. Sukarnya nak rasa ‘malu’ bila bersendirian apatah lagi nak berterusan rasa bertuhan. Oh, ‘ihsan’ saya di manakah?


Astaghfirullah…


#sentiasa menghayati dan memaknai apa yang dibaca ketika duduk di antara dua sujud
#Jika dalam solat pun kita boleh ingat-ingat lupa kepada Allah, apatah lagi di luar solat! (Sidi)


YA ALLAH, AKU TERJAGA OLEHMU DALAM NIKMAT, SIHAT (KESELAMATAN DARI BENCANA) DAN TERJAGANYA RAHSIA2 (DOSA-DOSAKU), MAKA SEMPURNALAH NIKMATMU, SIHAT DARI-MU DAN PENJAGAAN-MU ATASKU  DI DUNIA DAN AKHIRAT.’


P/S: Jazakillah khairan Jaza’ ila Ukht Amalia atas perkongsian ilmu yang sangat bermanfaat.

Wednesday, October 3, 2012

bermula sekarang


Bismillahirrahmanirrahim


Alhamdulillah, dalam selang masa yang ada hati mahu bercerita tentang sesuatu. Sedih gundah dengan prestasi hafazanku. Berharap diri berusaha dengan kelajuan semaksima mungkin. Hari ini, hari cukup indah, pulang dengan santapan lukisan alam yang Allah hadiahkan. Pandang langit. Tenang. Allahu Rabbi.


Tugasan untuk analisis sakhsiah insan yang Anis cintai, belahan jiwa ini. Cukup banyak menambahkan ilmu di dada. *Terima Kasih ya Allah.



HAK ANAK


Anis tertarik dengan satu perkara berkaitan dengan hak seorang anak. Hal ini diajar oleh Rasulullah S.A.W sendiri. Rupa-rupanya hak seorang anak itu bermula sebelum dia dilahirkan lagi. Yang terpikul di atas setiap individu muslim. Allahu Akbar! Rupa-rupanya walaupun Anis belum mempunyai anak, namun anak yang bakal dilahirkan (biiznillah fi mustaqbal) telah mempunyai hak ke atas diri ini.


Anis bawakan sebuah kisah bagaimana apabila Seorang lelaki pernah mendatangi Umar bin Khattab seraya mengadukan kederhakaan anaknya. Umar kemudian memanggil anak orang tua itu dan mengherdiknya atas kederhakaannya.

Tidak lama kemudian anak itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak memiliki hak atas orang tuanya?” “Betul,” jawab Umar.

“Apakah hak anak?” “Memilih calon ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang baik, dan mengajarkannya al-Quran,” jawab Umar.



“Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku tidak melakukan satu pun dari apa yang engkau sebutkan. Adapun ibuku, ia adalah wanita berkulit hitam bekas hamba sahaya orang majusi; dia menamakanku Ju’lan (kumbang), dan tidak mengajarku satu huruf pun dari al-Quran,” kata anak itu.



Umar segera memandang orang tua itu dan berkata kepadanya, “Engkau datang untuk mengadukan kederhakaan anakmu, padahal engkau derhaka kepadanya sebelum ia menderhakaimu. Engkau berbuat buruk kepadanya sebelum dia berbuat buruk kepadamu.”




Rupa-rupanya hak anak perlu difikirkan bermula dari saat ini. Memilih calon ibu yang baik untuknya bermakna bagaimana kita memilih pasangan kita yang bakal mengandungkan anak yang bakal dididik nanti. Besarnya tanggungjawab. Andai hak ini tak tertunai, pasti berat menanggung di sana.


Dalam dakapan hangatnya sinar matahari menunggu asar ini, Anis hayunkan langkah bersama. Fikiran melayang teringat anak-anak kecil yang di bawa ke masjid dan surau.


Bagus sekali ibu bapa mereka.


Benar, tugas kita adalah mencari ayah dan ibu yang bisa memberi teladan untuk anak-anak kita kelak!


Nampak mudah, tapi susah.

Azan sudah hampir tiba. Anis sudahkan tinta ini. Semoga beroleh manfaat.


M302,
3 Oktober 2012.

Monday, October 1, 2012

Suluh Budiman





Bismillahirrahmanirrahim…


Terang mentari
Memancar bakti
Sinar kudus Mu
Penyuluh hati

Di atas jalan yang lurus
Terbentang kasih yang penuh hikmah
Cahaya hati ini, menyinari setiap rongga

Biarpun di malam gelita
Kaulah suluh budiman
menjadi obor mimpi-mimpi
kurnia Mu yang nyata,
 ku syukuri

Suluh budiman,
 pancaran suci

Bangkitlah dari lenamu
Sebelum subuh melangkah pergi
Biarkan embun pagi
Membasahi segenap bumi
Rahmat Nya pasti melimpahi
Dengan akal dan budi
damainya di pelusuk hati
Segirang matahari.. esok pagi


Dengan salam kumulakan
Nur kasih Mu di genggaman
merentasi senyuman
Rasa rindu rasa sayang
Tiada lagi kesesatan
Bagai terang bulan..
 saujana mata yang memandang


suluh budiman J


hadiah buat qalbi




Bismillahirrahmanirrahim.

Untuk hatiku yang selalu menangis mengenangkan hal itu…


"Jika engkau terlanjur melakukan dosa di satu tempat, maka janganlah engkau tinggalkan tempat itu sebelum melakukan kebaikan padanya. walaupun hanya mengucapkan kalimat tauhid atau tasbih. Sebab jika di akhirat nanti ia menjadi saksi atas dosamu, ia juga akan menjadi saksi atas kebaikanmu." Syeikh Ibn 'Arabi.


Ya ALLAH...
Make my BEST DAY
the DAY I MEET YOU...
AMeen